Warisan Kerajaan Mataram Islam di Keraton Kasultanan Yogyakarta
Kulinerasik.com - Awal mula terbentuknya Keraton Kasultanan Yogyakarta memlaui proses
yang sangat panjang, yakni dimulai dengan keberadaan Ki Ageng Pemanahan putra
Ki Ageng Ngenis atau cucu Ki Ageng Selo pada tahun 1558 M mendapat hadiah dari
Sultan Pajang karena jasanya mengalahkan Arya Penangsang berupa tanah di
wilayah Mataram yang kemudian pada tahun 1577, Ki Ageng Pemanahan membangun
istananya di sekitar Kotagede. Selama hidupnya Ki Ageng Pemanahan tetap setia
kepada Sultan Pajang, Beliau kemudian meninggal pada tahun 1584. Putera Ki
Ageng Pemanahan yang bernama Sutawijaya diangkat oleh Sultan Pajang
menggantikan ayahnya sebagai penguasa Mataram.
Keraton Kasultanan Yogyakarta |
Hasratnya yang ingin memiliki daerah kekuasaan yang lebih
luas, yakni meliputi seluruh pulau Jawa, Sutawijaya enggan tunduk pada Sultan
Pajang yang mengakibatkan kerajaan Pajang ingin merebut kembali kekuasaan di Mataram
yang dipegang oleh Sutawijaya. Hal itu dilakukan Sultan pajang pada tahun 1587,
pada saat itu juga badai letusan Gunung Merapi menerjang dan menghancurkan pasukan
yang akan mengempur keberadaan Sutawijaya, sedangkan Sutawijaya sendiri selamat
dari hantaman badai tersebut.
Warisan Kerajaan Mataram Islam di Keraton Kasultanan Yogyakarta |
Akhirnya setahun kemudian atau tahun 1588 Mataram menjadi
kerajaan dan Sutawijaya menjadi sultan dengan gelar Senopati Ingalaga Sayidin
Panatagama atau sering disebut Panembahan Senopati yang berarti panglima perang
dan pengatur kehidupan beragama.
Panembahan Senopati memerintah hingga wafat tahun 1601
yang kemudian digantikan puteranya Mas Jolang yang lebih dikenal dengan
Panembahan Seda Krapyak. Kemudian selanjutnya digantikan Pangeran Arya
Martapura tahun 1613, dan dikarenakan sering mengalami sakit digantikan
kakaknya Raden Mas Rangsang yang bergelar Sultan Agung Senapati Ingalaga
Abdurrahman atau disebut Prabu Pandita Hanyakrakusuma atau lebih dikenal dengan
Sultan Agung Hanyakrakusuma. Pada masa pemerintahan Sultan Agung inilah Mataram
mengalami kemajuan baik dibidang militer, politik, kesenian, kesusasteraan dan
keagamaan. Bahkan hukum filsafat dan astronomi juga sudah mulai di pelajari.
Setelah Sultan Agung wafat pada tahun 1645,kemudian
digantikan oleh putranya Amangkurat I. Dan mulai mengalami kemunduran karena
lebih banyak konflik antar keluarga sendiri, dan pada saat itu VOC mulai
menggunakan momentum tersebut untuk menjalankan politiknya. Dan sebagai
akibatnya pada tanggal 13 februari 1755 muncul perjanjian Giyanti yang isinya
membagi kerajaan mataram menjadi 2 kekuasaan yakni disebelah timur sebagai
Kasultanan Surakarta dan sebelah barat menjadi Kasultanan Yogyakarta. Untuk
pertama kalinya sesudah perjanjian Giyanti ini, Pangeran Mangkubumi menjadi
Sultan atas kasultanan Yogyakarta dengan gelar Sultan Hamengku Buwono Senapati
Ingalaga Abdulrakhman Sayidin Panatagama Khalifatullah atau sering disingkat
Sultan Hamengku Buwono I.
Dengan menempati luas area 1,3 km persegi keraton
dibangun dengan konsep kosmologi jawa, yakni alam terbagi menjadi 3 bagian
yakni atas sebagai tempat para dewa kemudian bagian tengah sebagai tempat
manusia dan bawah sebagai tempat kekuatan jahat, sedangkan bagian atas dan
bawah dibagi lagi masing masing menjadi 3 bagian yang seluruhnya jadi 7 bagian,
bagian tersebut adalah:
- Lingkungan Alun alun utara sampai Siti Hinggil Utara
- Keben atau Kemandungan utara
- Sri Manganti
- Pusat Kraton
- Kemagangan
- Kemandungan Kidul
- Alun alun selatan sampai Siti Hinggil Selatan
Yang dijadikan sebagai penghubung antar pelataran
dibatasi dengan benteng dan gerbang sehingga terdapat 9 gerbang pada 9
pelataran. Dan nama gerbang tersebut adalah Gerbang Pangurakan, Gerbang
Brajanala, Gerbang Srimanganti, Gerbang Danapratapa, Gerbang Kemagangan,
Gerbang Gadung Mlathi, Gerbang Kamandhungan, Gerbang Gadhing, dan Gerbang Tarub
Agung.
Harga tiket masuk wisata Keraton Kasultanan Yogyakarta
sebesar Rp.7.000. Keraton Kasultanan Yogyakarta dibuka setiap hari dari jam
08.00-14.00 wib. Sementara untuk hari Jum’at, wisata Keraton Yogyakarta hanya
dibuka mulai jam 08.00-12.00 wib.