Tempat Petilasan di Gunung Lanang yang Dipercaya Mendatangkan Berkah
Kulinerasik.com - Lokasi Gunung lanang terletak diantara pantai Glagah dan
Pantai Conggot, tepatnya 4 km dari pos retribusi tempat wisata Pantai Glagah
yakni Dusun Bayeman, Kelurahan Sindutan, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon
Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jalan untuk menuju kesana sama dengan jalan
menuju wisata Pantai Glagah dan Pantai Congot melewati jalan yang menyusuri
Pantai.
Tempat Petilasan di Gunung Lanang yang Dipercaya Mendatangkan Berkah |
Wisata gunung lanang bukan sebuah gunung yang menjulang
tinggi, namun hanya sebuah bukit yang dikelilingi oleh pepohonan khas pinggir
laut yang tinggi menjulang seluas kurang lebih 500 m2. Tempat ini dulunya
adalah tempat bertapa seorang laki-laki (dalam bahasa jawa disebut lanang)
bangsawan dari kerajaan Mataram Kuno. Sehingga tempat ini dinamakan Gunung
Lanang. Dipuncaknya ada pelataran yang dinamakan Astana Jingga atau Badraloka
Mandira. Sedangkan Astana Jingga berarti memancarkan sinar warna kuning
kemerahan, sedangkan Badraloka Mandira berarti sebuah bangunan terbuat dari
bata yang memancarkan keagungan. Nama ini diberikan untuk seseorang yang
tirakat atau melakukan ritual ditempat ini berharap akan mendapatkan berkah. Dan
apabila menghadap ke selatan maka akan tampak lautan dengan riak-riak gelombang
yang semakin menambah mistis tempat ini. Tempat inilah yang sering digunakan
untuk melakukan ritual-ritual tertentu.
Dilokasi ini sudah banyak dikunjungi dan rata-rata mereka
bermaksud untuk mendapatkan berkah kelancaran karir atau usaha. Kebanyakan
mereka dari kota-kota besar di Indonesia, ada yang dari Jakarta, Bandung,
Semarang dan lain sebagainya. Dan biasanya setiap tahun setiap tanggal 1 suro
pada penanggalan jawa ditempat ini pasti diadakan ritual yang dinamakan Ruwatan
Agung Tumapaking Laku Suci oleh penganut Kejawen yang diikuti tidak hanya warga
sekitar namun dari luar kota yang juga turut ambil bagian.
Dalam prosesi ruwatan ini dimulai dengan laku sesuci yakni
membasuh muka dengan air Sumur Tirto Kencono yang terdapat di sekitar petilasan
ini, kemudian dengan melantunkan Kidung Pambuko atau doa di Sasono Jiwo untuk
melakukan persiapan batin agar selama prosesi mendapatkan perlindungan-Nya. Setelah
lelaku sesuci selesai dilakukan maka para peserta menuju sasana Sukma dan
Sasana Indra yang ada di puncak Gunung Lanang atau pelataran Astana Jingga.
Disini peserta melakukan semedi dalam keheningan dan menyerahkan kepada Yang
Maha Kuasa. Setelah itu cukup dalam bersemedi para peserta kembali ke sasono
jiwo untuk berdoa kembali dengan kidung Penutup sebagai ungkapan rasa syukur
telah menyelesaikan ritual tersebut, dan biasanya pada pagi harinya akan
dilaksanakan labuhan atau melarung hasil ruwatan berupa potongan kuku dan
rambut para peserta ke laut.
Namun, bukan berarti yang berkunjung ke tempat ini untuk
melakukan ritual tersebut namun ada juga yang sekedar melihat petilasan
tersebut sebagai bagian budaya yang perlu dimengerti dan dipahami sebagai
kearifan lokal dan kekayaan budaya bangsa kita. Dan ini bisa menjadi alternatif
setelah mengunjungi pantai Glagah ataupun Pantai Congot, karena untuk menikmati
petilasan tersebut sudah tidak dipungut biaya lagi karena sudah termasuk dalam
retribusi Pantai Glagah.